Ikan Salmon Lokal Untuk Mpasi
IKAN LOKAL UNTUK MPASI ANAK
Ilustrasi Ikan untuk MPASI/Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute
Ikan teri memiliki kandungan vitamin B3 yang tinggi, yakni jenis vitamin yang membantu mengubah makanan menjadi energi. Ikan ini juga mengandung selenium dalam jumlah besar, yaitu mineral yang berperan dalam kesehatan jantung, tiroid, kekebalan tubuh, dan tulang. Terlebih lagi, ikan teri kaya akan asam lemak omega-3.
Fakta menariknya, ikan teri juga termasuk ikan berminyak atau berlemak seperti dengan salmon, tuna, sarden, dan makarel. Setidaknya dalam sekaleng ikan teri seberat 2 ons (45 gram) menyediakan 924 mg asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA), yang lebih banyak dari jumlah sama ikan salmon.
Kandungan asam lemak yang ada pada ikan nila memang tidak sebanyak ikan laut, seperti salmon. Namun, jumlah asam lemak omega 3 pada ikan nila tetap lebih tinggi dibandingkan dengan hewan lain seperti ayam dan daging sapi. Ikan nila juga mengandung asam lemak omega 6, yang tidak dapat diproduksi secara alami di tubuh.
Ikan kembung memiliki sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi penting lainnya. Ikan kembung mengandung lemak sehat, termasuk asam lemak omega-3. Selain itu, ikan kembung juga kaya akan vitamin D, yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi, serta mineral seperti selenium, yodium, dan fosfor.
Daging ikan kembung juga rendah kalori serta cocok untuk diet rendah lemak. Ikan kembung dan salmon termasuk dalam makanan yang kaya akan omega-3, yakni EPA dan DHA.
Bunda dapat mengolah ikan mujair dengan cara direbus atau digoreng. Yang terpenting sesuaikan tekstur dengan kemampuan mengunyah bayi, ya.
Per 100 gram ikan mujair terdapat kandungan nutrisi berupa energi 416 kalori, protein 46,9 gram, lemak 23,9 gram, kalsium 346 mg, zat besi 0,9 mg, dan kalium 278 mg.
Bunda biasanya memilih jenis ikan yang mana untuk MPASI anak? Bagikan di kolom komentar, yuk.
Saksikan lagi video rekomendasi santan untuk bahan MPASI anak berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
Health Heroes- Kekurangan gizi terutama protein masih menjadi salah satu penyebab stunting pada anak balita. Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Ini berarti dalam upaya mencegah stunting, para orang tua harus memperhatikan kandungan makanan berprotein tinggi untuk dikonsumi anak, seperti ikan.
Ikan mempunyai kandungan protein yang tidak kalah hebatnya dengan daging sapi maupun ayam. Ikan juga kaya asam lemak omega-3 yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak. Karena itulah ibu hamil dan anak-anak yang masih dalam periode emas pertumbuhan sangat disarankan untuk mengonsumsi ikan. The American Heart Association (AHA) merekomendasikan makan ikan setidaknya 2 kali seminggu. Pada zaman sekarang sudah banyak orang tua yang menambahkan ikan ke dalam MPASI anaknya, seperti contohnya adalah ikan salmon.
Siapa yang tidak mengenal ikan salmon? Ikan ini menjadi salah satu bahan yang terkenal dalam pembuatan sushi dan sashimi. Salmon menjadi terkenal karena kandungan gizi yang dimilikinya, menurut sejumlah penelitian, 100 gram ikan salmon mampu mengandung omega 3 hingga 2,018 mg. Omega 3 sendiri merupakan salah satu nutrisi penting bagi otak. Adapun nutrisi lain yang terkandung dalam ikan salmon adalah protein, kalsium, vitamin B12, dan kalium. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik, jadi tidak ada jenis ikan salmon di Indonesia yang berkembang secara alami. Hal ini disebabkan oleh ikan salmon pada umumnya hidup di air dengan suhu di bawah 20 derajat celcius. Sedangkan, perairan Indonesia berada di suhu 26 derajat Celsius. Sehingga suplai ikan salmon dilakukan dari hasil impor negara lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
Indonesia sendiri memiliki banyak jenis ikan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak – anak sama seperti salmon dan memilki harga yang terjangkau serta mudah untuk mendapatkannya diantaranya:
Ikan kembung memiliki manfaat yang tidak jauh berbeda dari ikan salmon. Ikan kembung yang harganya tidak terlalu mahal dan memiliki rasa gurih dengan duri yang jarang ini mengandung banyak asam lemak omega-3. yang dikenal dapat menurunkan resiko penyakit jantung, selain itu ikan kembung juga memiliki sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi penting serta ikan kembung juga kaya akan vitamin D yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi, serta mineral seperti selenium, yodium, dan fosfor.
Sidat dan belut sering dianggap mirip oleh sebagian besar orang. Bentuk tubuh kedua ikan ini sama yaitu bulat memanjang. Walau tidak populer di Indonesia, ikan sidat mendapat tempat istimewa pada kuliner negara-negara Asia Timur, terutama Jepang. Di sana, ikan tersebut dikenal dengan sebutan Unagi dan menjadi kuliner kesukaan warga Jepang. Kandungan gizi yang melimpah menjadikan ikan sidat sebagai salah satu makanan terbaik bagi bayi yang baru memasuki fase MPASI. Ikan sidat mengandung banyak omega 3, beta karoten, vitamin A,B, dan C serta protein yang tinggi. Karbohidrat yag terkandung pada ikan sidat juga terhitung rendah sehingga perpaduan nutrisi yang ada di dalam ikan sidat baik untuk menjaga kesehatan mata dan imunitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh U.S. Food and Drugs Administration yang berlangsung dari 1990 hingga 2012, ikan lele hanya mengandung rata-rata kandungan merkuri sebesar 0,024 PPM. Ikan lele tercatat mengandung tingkat merkuri yang jauh lebih rendah daripada ikan seperti herring dan mackerel, yang sering dipromosikan sebagai ‘pilihan merkuri rendah’. Kandungan merkuri adalah hal yang berbahaya karena ia dapat menumpuk di dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan itu dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas serta masalah perkembangan pada bayi. Ikan lele memiliki kandungan sumber asam lemak omega 3, kalsium, vitamin D, serta mengandung banyak vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, kesehatan otak dan sintesis DNA.
Dibandingkan dengan ikan lain yang berukuran besar, ikan teri tergolong lebih murah dan mudah ditemukan. Ikan ini juga cenderung mengandung merkuri yang sedikit karena ukurannya yang kecil. Ikan teri juga kaya akan kandungan omega-3 dan DHA sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi bayi. Kandungan omega-3 dapat meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh bayi. Selain itu, jika dikonsumsi rutin, kesehatan jantung, hati, sendi dan tulang bayi pun terjaga.
Ikan cakalang juga baik untuk dikonsumsi anak. Ikan yang khas dengan kuliner Manado ini kaya akan protein, vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3 yang esensial. Selain itu, ikan cakalang juga rendah kalori dan lemak jenuh, menjadikannya pilihan makanan yang sehat untuk dikonsumsi secara rutin. Manfaatnya beragam, seperti dapat menurunkan kadar gula darah dan menjaga kesehatan jantung. Selain itu, ikan cakalang juga bisa mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Ikan cakalang memiliki rasa yang lezat dan durinya tidak terlalu banyak.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, pun pernah mengampanyekan makan patin lokal dibanding patin impor, terutama dari Vietnam. Pasalnya, patin lokal cenderung lebih sehat karena tidak menggunakan antibiotik berbahaya dalam pembudidayaannya. Ikan patin lokal juga mengandung protein, lemak, asam amino dan asam lemak (MUFA) yang lebih tunggi. Adapun protein tersebut sebesar 68 pesen, lemak 5 persen, DHA mencapai 5 persen serta kaya dengan omega 3 yang sangat baik untuk kesehatan bagi tubuh dan otak.
Masih banyak orang tua yang memulai MPASI atau memberikan makakanan kepada anak dengan padangan jika ikan salmon dan tuna kualitasnya lebih bagus dibanding ikan lokal Indonesia yang banyak dijual di pasar. Ikan lokal yang dihasilkan oleh pelaut kita atau pengusaha ikan tambak lokal juga pantas mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia sendiri. Selain kandungan gizinya dengan kita mengkonsumsi ikannya, kita juga dapat meningkatan UMKM lokal menjadi lebih baik. Jadi mulai sekarang ayo konsumsi ikan lokal untuk mencagah stunting pada anak!
4 ikan lokal ini dinilai ampuh cegah stunting (no date). https://genbest.id/articles/4-ikan-lokal-ini-dinilai-ampuh-cegah-stunting.
Eating fish twice a week reduces heart, stroke risk (2023). https://www.heart.org/en/news/2018/05/25/eating-fish-twice-a-week-reduces-heart-stroke-risk.
Gischa, S. (2023) ’10 Jenis Ikan dengan Kandungan Omega-3 Tinggi Halaman all – Kompas.com,’ KOMPAS.com, 18 November. https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/18/130000969/10-jenis-ikan-dengan-kandungan-omega-3-tinggi?page=all#:~:text=Berdasarkan%20beberapa%20penelitian%2C%20100%20gram,Baca%20juga%3A%20Bagaimana%20Salmon%20Bermigrasi%3F.
Halodoc, R. (2023) Untuk penggemar sajian ikan lele, sebaiknya ketahui kandungan nutrisi yang terdapat di dalam ikan tersebut me. https://www.halodoc.com/artikel/ragam-kandungan-nutrisi-yang-terdapat-dalam-ikan-lele.
Putri, M.R.D. (2023) ‘Mengenal ikan sidat, sumber protein yang lebih baik dari salmon,’ Antara News, 1 August. https://www.antaranews.com/berita/3661062/mengenal-ikan-sidat-sumber-proteinyang-lebih-baik-dari-salmon.
Gedung Telkom Divisi Digital Business & Technology
Jl. Prof. DR. Soepomo No.139, RT.13/RW.2, Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan, Jakarta 12810, Indonesia
Layanan Pengaduan Konsumen
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
Gedung Telkom Divisi Digital Business & Technology
Jl. Prof. DR. Soepomo No.139, RT.13/RW.2, Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan, Jakarta 12810, Indonesia
Layanan Pengaduan Konsumen
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
Ikan lokal yang bergizi dan lezat
Merangkum dari berbagai sumber, ada beberapa jenis ikan lokal yang juga bergizi dan tidak kalah lezat dari salmon untuk MPASI anak, Bunda. Berikut ini deretannya:
Dilansir laman Healthline, ikan sarden merupakan jenis ikan yang berlemak dan kaya akan vitamin. Sarden versi kalengan bahkan sudah tersedia dan mudah ditemukan.
Ikan sarden kalengan memungkinkan Si Kecil bisa menyantap tulang dan kulitnya sarden sekaligus. Meski begitu, Bunda tidak perlu khawatir karena umumnya tulang dan kulit sarden sangat mudah dikunyah.
Mengutip laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dalam 100 gram ikan patin setidaknya mengandung 132 kilo kalori (kkal), 17 gram protein, 6,60 gram lemak, dan 1,10 gram karbohidrat. Lalu, kandungan omega-3 pada ikan patin berkisar antara 1.145 hingga 2.076 persen dan kandungan asam linoleat (LA) (Omega-6) berkisar antara 13,821 persen hingga 22,149 persen.
Sejumlah manfaat konsumsi ikan patin adalah mencegah penyakit kardiovaskular, membantu pembentukan otot, mengoptimalkan pertumbuhan janin, dan menjaga kesehatan tulang. Konsumsi ikan patin pada anak-anak juga dapat membantu perkembangan otaknya.
Ikan cakalang memiliki kandungan protein 19,6 g/100 g daging dan lemak yang rendah sekitar 0,7 g/100 g daging. Nutrisi yang menjadi unggulan dan terkandung dalam ikan cakalang adalah vitamin B3, vitamin A, dan fosfor.
Untuk Bunda ketahui, vitamin B3 memiliki sifat antioksidan kuat yang dapat mengikat dan menghilangkan radikal bebas yang merusak di neuron otak.
Ikan satu ini sudah tak asing lagi dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena harganya yang terjangkau. Di samping harganya yang murah, ikan lele ternyata memiliki kandungan gizi yang bagus, Bunda. Dalam 100 gram ikan lele mengandung protein 17 gram, lemak 4,5 gram.
Selain itu, ikan ini mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, zat besi, dan kalsium. Kandungan lain ikan lele adalah asam amino esensial lisin, metionin, dan leusin yang lebih tinggi daripada susu serta daging.
Leusin dapat mendukung pertumbuhan anak. Nah, hal terpenting yang tak boleh terlupa, yakni ikan lele juga mengandung omega-3 dan omega-6 yang baik untuk perkembangan otak.
Hampir sama dengan ikan cakalang, mengutip dari laman resmi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dalam 150 gram ikan tongkol mengandung 39 gram protein dan 1 gram lemak. Kandungan nutrisi yang tak kalah penting lainnya adalah vitamin A, C, kalsium, zat besi. Itu lah yang membuat ikan tongkol bagus dikonsumsi untuk anak-anak dalam pertumbuhan dan perkembangan otak.
Klik baca halaman berikutnya untuk melihat deretan ikan lokal lainnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Ikan merupakan salah satu makanan sehat yang tinggi protein dan cocok untuk bahan MPASI anak. Selain ikan salmon, ada banyak ikan lokal lain yang tidak kalah bergizi, lho.
Ikan mengandung asam lemak omega-3, Bunda. Asam lemak omega-3 ini berperan penting dalam kesehatan otak dan jantung anak.
Melansir dari laman Healthline, omega-3 juga bisa mengurangi peradangan dan risiko penyakit jantung. Selain itu, kandungan ini juga penting untuk perkembangan prenatal pada bayi.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan makan ikan minimal 2 kali seminggu, terutama ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna. Meski begitu, Bunda perlu berhati-hati saat memilih ikan untuk Si Kecil karena beberapa di antaranya mengandung kontaminasi air raksa, limbah rumah tangga, hingga limbah laut.