Pendidikan D3 Adalah

Pendidikan D3 Adalah

Jenjang pendidikan Diploma 1 (D1) punya durasi satu tahun untuk memberikan pembekalan keterampilan tertentu yang bisa diterapkan di dunia kerja

Nggak butuh waktu lama untuk berkuliah di D1 karena durasi studinya cukup singkat. Iya, cuma satu tahun alias dua semester saja kamu sudah bisa dapat gelar A.P. alias Ahli Pratama. Dalam satu tahun itu, kamu akan menempuh SKS (Satuan Kredit Semester) sebanyak 32 SKS di mana tugas akhirnya berupa praktik dan laporan karya ilmiah.

Contoh program studi D1 misalnya Kebendaharaan Negara di Politeknik Keuangan Negara.

Perbedaan D2 dengan D1 hanyalah dari segi durasi tempuh dan SKS yang harus diselesaikan. Tentunya, teori dan juga praktik yang didapatkan lebih banyak daripada berkuliah di program D1. Ketika lulus nanti, kamu akan mendapatkan gelar A.Ma atau Ahli Muda.

Contoh program studi D2 misalnya Pengujian Kendaraan Bermotor, di Sekolah Tinggi Transportasi Darat.

Sekarang ini, sudah banyak lo perguruan tinggi yang membuka program studi D3 yang durasi tempuhnya selama tiga tahun dengan SKS sebanyak 112 SKS. Pilihan program studinya pun lebih beragam, seperti misalnya Penyiaran di BINUS University atau pun Pariwisata du Universitas Airlangga. Setelah lulus nanti, kamu akan dapat gelar A.Md atau Ahli Madya dan bisa langsung terjun ke dunia kerja.

Untuk menyelesaikan program studi D4, kamu perlu menghabiskan waktu selama 4 tahun dan 144 SKS, sama seperti S1. Bedanya, D4 lebih banyak mempelajari ilmu-ilmu praktik atau terapan ketimbang ilmy teorinya. Makanya, program studi D4 ini kerap disebut sebagai Sarjana Terapan. Nah, lulus dari sini, kamu akan mendapatkan gelar S.ST atau Sarjana Sains Terapan.

Contoh program studi D4 seperti Teknik Pengolahan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil di Universitas Gadjah Mada.

Berbeda dengan program vokasi, strata satu/sarjana/S1 lebih banyak mempelajari hal-hal yang sifatnya teoritis

Ketika kuliah sarjana, kamu akan mempelajari 60% teori dan 40% praktik dalam kurun waktu 4 tahun dengan SKS sebanyak 144-166 SKS. Nah, untuk bisa menyelesaikan studi S1, kamu perlu merampungkan tugas akhir yang diberi nama skripsi yang punya beban sebanyak 6 SKS. Kalau sudah lulus, kamu akan dapat gelar dengan awalan “S” yang diikuti dengan singkatan dari jurusan perkuliahan yang kamu ambil.

Jenjang pendidikan maupun program-program pendidikan yang sudah dijelaskan di atas semuanya bagus dan punya keunggulan masing-masing. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana kamu menerapkan ilmu yang didapat nantinya di dunia kerja. Dan jangan lupa, buatlah pilihan berdasarkan minatmu, ya!

Apakah Anda sedang bingung memilih jenjang pendidikan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat Anda? Apakah Anda ingin tahu apa saja perbedaan antara program diploma (D3 dan D4) dan program sarjana (S1)? Jika ya, maka artikel ini adalah untuk Anda.

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan mendalam tentang perbedaan D3, D4, dan S1 dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan lebih memahami perbedaan dan apa saja manfaatnya dari masing-masing program, Anda akan mampu membuat keputusan tepat yang tentunya sesuai dengan tujuan dan preferensi Anda.

Jakarta, Ditjen Diksi – Sumber daya manusia yang kompeten akan semakin banyak dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pada masa kini hingga mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud terus berupaya melakukan berbagai macam terobosan baru melalui berbagai program dan kebijakan, utamanya bagi satuan pendidikan vokasi Tanah Air.

Salah satunya adalah program upgrading D3 menjadi sarjana terapan atau D4 yang turut disosialisasikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto pada gelaran konferensi pers di Gedung Ditjen Pendidikan Vokasi  Kemendikbud, Jakarta (15/12). Hal ini guna menjawab kebutuhan DUDI dalam menyediakan SDM kompeten melalui pendidikan vokasi, khususnya perguruan tinggi vokasi.

Meskipun program upgrading D3 menjadi D4 merupakan salah satu program yang diyakini akan menyediakan banyak lulusan kompeten, tapi Wikan menegaskan bahwa program ini bersifat opsional, bukan kewajiban. Menurutnya, upgrading dari D3 menjadi D4 adalah salah satu regulasi yang win-win, yakni semua dimenangkan, baik pihak industri, lulusan perguruan tinggi, dan kampus. Misalnya industri, akan mendapatkan banyak SDM yang kompeten karena turut dilibatkan pada proses upgrade ini.

“Jadi, D3 naik ke D4 itu harus upgrade bersama industri dengan menerapkan paket lengkap. Tetapi, industri yang dimaksud adalah industri yang memang benar-benar relevan dengan program studi atau prodinya, serta mau berkomitmen untuk menyerap lulusannya,” tutur Wikan.

Sedangkan win untuk para lulusan perguruan tinggi akan menjadi lebih kompeten dan sesuai kebutuhan industri. Sehingga, mereka akan mendapat penghargaan serta karir yang lebik baik karena lulusan D4 sudah setara dengan S1. “Jadi, nanti yang menjadi teknisi atau operator terampil itu lulusan D2. Adapun lulusan D3 yang naik menjadi D4 akan memiliki capaian pembelajaran atau kompetensi sebagai calon supervisor lapangan, manajer lapangan, product designer untuk produk-produk aplikatif, dan bisa juga sebagai enterpreneur,” terang Wikan.

Soft Skill, Karakter, dan Leadership

Wikan menjelaskan, upgrade D3 menjadi D4 bukan dilakukan layaknya “sulap”, melainkan harus membuat kurikulum dan capaian kompetensi yang baru. Karenanya, perguruan tinggi vokasi diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan. Adapun syarat yang paling utama, yaitu materi penguatan soft skill, karakter, serta leadership.

“Hard skill itu sudah jelas penting dalam pendidikan vokasi, tapi soft skill dan karakter serta leadership itu adalah on top. Ketika kurikulum D3 menjadi sarjana terapan, peningkatan soft skill dan karakternya itu dominan. Maka, akan memungkinkan terlahirnya banyak enterpreneur juga,” jelas Wikan.

Sedangkan persyaratan lainnya, yaitu prodi merupakan program D3 terakreditasi dengan peringkat B atau Baik Sekali, serta terdapat kebutuhan DUDI. Perguran tinggi vokasi juga harus memenuhi persyaratan yang diminta, yaitu menyiapkan kerja sama dengan DUDI, menyiapkan SDM, kurikullum, peraturan akademik, dan lain sebagainya.

Menurut Wikan, hasil survei sementara mengenai pengukuran minat dan kesiapan perguruan tinggi vokasi untuk upgrading D3 menjadi D4, tercatat sudah ada lebih dari 280 prodi D3 yang berminat dan siap. Bahkan, ada beberapa politeknik dan kampus vokasi universitas yang berminat untuk upgrade seratus persen prodi D3 menjadi sarjana terapan.

Di samping itu, Ditjen Diksi juga telah menyiapkan anggaran yang cukup besar di tahun 2021 untuk penguatan prodi yang fokus pada D4. “Akan ada program P3TV yang nanti akan kita fokuskan untuk penguatan D4. Bahkan, kita juga akan merilis program insentif bagi D3 yang melakukan upgrade ke D4,” ujar Wikan.

Adapun untuk program D4 lainnya, yaitu menikahkan D4 di Indonesia dengan kampus vokasi di Jerman, Taiwan, Jepang, atau dikombinasikan dengan S2 terapan fast track. Selain itu, Ditjen Diksi juga akan melakukan roadshow ke industri untuk mengenalkan D4. Dengan berbagai terobosan inilah diharapkan kampus-kampus yang mempertahankan D3 dapat melakukan upgrading ke D4 agar tidak tertinggal.

Sementara itu Benny Bandanadjaya selaku Direktur Perguruan Tinggi Vokasi dan Profesi berharap, dengan adanya bantuan untuk mendukung program D3 menjadi D4, maka akan ada sebuah perubahan yang cukup bagus untuk pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. “Kita juga sedang berkolaborasi dengan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), yakni seluruh prodi D4 itu akan digabung ke dalam jalur SBMPTN dan SNMPTN. Ini adalah salah satu bentuk sosialisasi sehingga masyarakat dapat memilih, sekaligus menunjukkan kalau memang D4 dengan S1 itu setara. Pendaftaran tersebut sudah dapat dilakukan pada 2021,” terangnya. (Diksi/RA/AP/KR)

Di Indonesia kita mengenal jenjang pendidikan perguruan tinggi mulai dari diploma hingga sarjana. Mungkin masih ada nih di antara kamu yang sedang galau atau bingung antara memilih pendidikan diploma dan sarjana.

Sebenarnya apa sih diploma itu?

Nah, pendidikan diploma itu sebenarnya adalah pendidikan tinggi yang fokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Ada beberapa jenis diploma, mulai dari Diploma Satu (D1) sampai Diploma Empat (D4). Yuk, kita bahas lebih lanjut perbedaan antara program diploma ini!

Kalian familiar kan sama gelar A.Md?

So, Lulusan dari jenjang D3 akan mendapatkan gelar A.Md atau Ahli Madya. Saat ini, sudah banyak universitas yang membuka program pendidikan yang satu ini. Jadi, jangan heran kalau program pendidikan ini punya banyak peminat, sebab para lulusannya bisa langsung terjun ke dunia kerja.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Sarjana, Ini Keunggulan Kuliah Pendidikan Vokasi

Universitas Serang Raya juga punya program pendidikan vokasi, lho! Dengan berbagai Jurusan, mahasiswa punya fleksibilitas untuk memilih program yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan karier mereka. Pendidikan vokasi sangat penting dalam mendukung industri dan ekonomi dengan menyediakan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja.

Gimana, sudah lebih paham kan tentang jenjang pendidikan diploma? Siap-siap deh pilih yang paling cocok buat kamu dan jangan lupa pilih Unsera! (H)

Lokernas.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) adala Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa angkutan perkeretaapian dan bisnis penunjang lainnya. Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

Visi : Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.

Dikutip dari https://e-recruitment.kai.id/ diinformasikan saat ini membuka kesempatan kepada putra dan putri terbaik Bangsa Indonesia untuk bergabung dan berkarir di PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam rangka pemenuhan kebutuhan pekerja formasi Kondektur, Polsuska, Operasional dan Pemeliharaan Sarana Prasarana, dengan kriteria dan persyaratan sebagai berikut:

KETENTUAN KHUSUS PELAMAR:

PERSYARATAN LAMARAN :

Pendaftaran :23 s.d 25 Juni 2024

di Indonesia menggelar berbagai jenjang

, mulai dari diploma hingga sarjana. Diploma itu sendiri terbagi lagi menjadi empat program, yakni diploma satu (D1), diploma dua (D2), diploma tiga (D3), dan diploma empat (D4).

Perbedaan D3, D4, dan S1

Setelah mengetahui apa itu diploma dan sarjana, mari kita bahas apa saja perbedaan D3, D4, dan S1. Perbedaan-perbedaan ini meliputi beberapa hal, yaitu durasi kuliah, gelar, kurikulum, peluang lanjut studi, dan prospek kerja. Mari kita bahas satu per satu.

Perbedaan D3, D4, dan S1 yang utama terletak pada durasi kuliah. Program D3 memakan waktu 3 tahun atau 6 semester dengan total SKS sekitar 110-120, sementara program D4 dan S1 memiliki durasi kuliah selama 4 tahun atau 8 semester dengan jumlah SKS sekitar 140-160.

Dengan demikian, mahasiswa dapat memilih program yang sesuai dengan tujuan dan ketersediaan waktu mereka, dengan D3 menawarkan durasi yang lebih singkat, sementara D4 dan S1 memberikan waktu yang lebih luas untuk eksplorasi dalam studi mereka.

Program D3, D4, dan S1 juga memiliki perbedaan dalam gelar akademik yang diperoleh setelah menyelesaikan studi. Lulusan program D3 akan memperoleh gelar A.Md (Ahli Madya) dengan penambahan singkatan bidang studi yang mereka pilih, seperti A.Md.Kom (Ahli Madya Komputer) atau A.Md.Par (Ahli Madya Pariwisata).

Di sisi lain, lulusan program D4 akan mendapatkan gelar S.Tr (Sarjana Terapan) juga dengan penambahan singkatan bidang studi. Beberapa contohnya adalah S.Tr.TI untuk Sarjana Terapan Teknik Informatika atau S.Tr.Ak untuk Sarjana Terapan Akuntansi. Terakhir, program S1 memberikan gelar S, yang diikuti oleh singkatan bidang studi yang diambil, contohnya S.Psi (Sarjana Psikologi) atau S.Hut (Sarjana Kehutanan). Dengan demikian, gelar akademik yang diperoleh dari masing-masing program mencerminkan tingkat pendidikan dan spesialisasi yang berbeda.

Perbedaan yang cukup signifikan selanjutnya adalah dari kurikulum dan sistem pembelajaran yang diterapkan. Program D3 dan D4 lebih menekankan praktik ketimbang teori. Selain itu, mahasiswa program D3 dan D4 memiliki kesempatan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) atau magang di berbagai instansi atau perusahaan yang relevan dengan bidang studi mereka. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan program D3 dan D4 yang siap kerja, dengan keterampilan profesional yang dibutuhkan oleh industri.

Sedangkan, program S1 menawarkan pendekatan yang menitikberatkan teori daripada praktik. Selain itu, mahasiswa program S1 diharapkan untuk melakukan penelitian ilmiah atau skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Tujuan utama dari program S1 adalah untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang mereka pelajari, tetapi juga kemampuan untuk melakukan penelitian dan kontribusi ilmiah dalam bidang studi mereka.

Faktor lain yang memengaruhi pilihan jenjang pendidikan tinggi adalah peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lulusan program D3 memiliki opsi untuk melanjutkan studi ke program D4 atau S1. Hal ini dapat diwujudkan dengan memenuhi persyaratan akademik dan administratif yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang menjadi tujuan. Sebagai nilai tambah, lulusan program D3 juga dapat memanfaatkan pengakuan atau kredit sebagian dari mata kuliah yang telah mereka selesaikan dalam program D3, yang bisa berarti penghematan waktu dan biaya kuliah.

Lulusan program D4, sebaliknya, dapat memilih untuk melanjutkan studi ke tingkat S2 (magister) dengan mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang mereka inginkan. Seperti halnya lulusan D3, lulusan D4 juga memiliki kesempatan untuk memperoleh pengakuan atau kredit sebagian dari mata kuliah yang telah mereka tempuh, yang dapat membantu dalam mengurangi waktu dan biaya kuliah. Sementara itu, lulusan program S1 memiliki fleksibilitas yang lebih besar karena mereka bisa melanjutkan studi ke tingkat S2 (magister) atau bahkan S3 (doktor) dengan memenuhi syarat akademik dan administratif yang ditetapkan oleh perguruan tinggi pilihan mereka. Lulusan S1 juga dapat mencari beasiswa atau dukungan keuangan dari berbagai sumber yang akan mendukung kelanjutan studi mereka di jenjang yang lebih tinggi.

Saat Anda mempertimbangkan pilihan jenjang pendidikan tinggi, aspek penting lainnya adalah prospek pekerjaan dan peluang karir setelah lulus. Lulusan program D3 dan D4 dapat mengantisipasi prospek pekerjaan yang menguntungkan di berbagai sektor industri, terutama yang terkait dengan bidang keahlian mereka. Mereka memiliki keunggulan dalam hal keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan sertifikasi kompetensi yang meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Di sisi lain, lulusan program S1 menikmati beragam peluang pekerjaan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni, tergantung pada minat dan bakat mereka. Mereka menonjol dalam hal pengetahuan teoritis, kemampuan analitis, dan kreativitas yang membuka pintu kepada beragam pilihan karir yang menantang.

Dari pembahasan di atas, kita memahami bahwa program D3, D4, dan S1 di pendidikan tinggi Indonesia memiliki perbedaan signifikan dalam hal durasi kuliah, gelar yang diperoleh, kurikulum, peluang lanjut studi, dan prospek karir. Setiap jenjang ini memiliki kelebihan dan tantangan unik, dan pilihan tergantung pada tujuan, minat, dan situasi individu.

Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memilih jenjang pendidikan tinggi yang sesuai dengan tujuan dan harapan Anda. Selamat meraih sukses di jenjang pendidikan lanjutan Anda!

Dalam dunia pendidikan dikenal sebuah jenjang pendidikan diploma dua dan diploma tiga. Selama ini, pengguna bahasa tampak tidak seragam dalam menuliskan kata tersebut. Di satu pihak, ada yang menuliskannya dengan singkatan D2 dan D3 (tanpa tanda hubung), di lain pihak ada pula yang menuliskannya dengan D-2 dan D-3 (dengan tanda hubung). Dari kasus tersebut, manakah penulisan yang benar dengan atau tanpa tanda hubung?

Sebagai pengguna bahasa yang baik, untuk menjawab pertanyaan itu perlu dijelaskan bahwa sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, tanda hubung mempunyai beragam fungsi. Salah satu fungsi tanda hubung itu adalah merangkaikan. Misalnya seperti pada contoh berikut, se-Jakarta, ke-2, 4000-an, dan hari-H.

Dalam contoh yang ke-2 dan 4000-an tersebut tampak bahwa perangkaian ke- dengan angka dan angka dengan –an, dilakukan dengan menggunakan tanda hubung. Hal itu menunjukkan bahwa perangkaian angka dengan unsur lain yang tidak sejenis (bukan jenis angka) dilakukan dengan membubuhkan tanda hubung. Selain itu, pada contoh yang hari-H tampak pula bahwa singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata juga dirangkaikan dengan tanda hubung. Hal ini mengindikasikan bahwa singkatan berhuruf kapital jika dirangkaikan dengan unsure lain yang tidak sejenis juga ditulis dengan menggunakan tanda hubung.

Sesuai dengan penjelasan tersebut, jenjang akademik diploma tiga jika disingkat lebih tepat ditulis dengan menggunakan tanda hubung yaitu D-3, bukan D3. Huruf D pada singkatan itu merupakan singkatan berhuruf kapital yang dirangkaikan dengan unsur lain (angka 3) yang tidak sejenis. Angka 3 pada singkatan itu juga digabungkan dengan unsur lain yanmg tidak sejenis, yaitu D. Oleh karebna itu, perangkaian kedua unsur yang tidak sejenis itu lebih tepat menggunakan tanda hubung.

Hal yang sama juga berlaku bagi jenjang diploma dua dan diploma satu, yang disingkat menjadi D-2 dan D-1, bukan D2 dan D1. Angka di belakang singkatan D itu tidak menyatakan jumlah (seperti P3=3P). Dengan demikian, angka 1, 2, dan 3 pada D-1, D-2, dan D-3 bukan berarti 1D, 2D, atau 3D, melainkan menyatakan tingkat pertama, kedua, dan ketiga.

“Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Bahasa Selengkapnya

Program Diploma Tiga (D3) adalah salah satu jenjang pendidikan tinggi pada program vokasi yang memiliki durasi kuliah selama tiga tahun (enam semester), selambat-lambatnya lima tahun, dengan bobot studi sebanyak 108 SKS. Tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dari jenjang D3 tak jauh berbeda dengan diploma lainnya, yaitu menyelesaikan praktik kerja dan juga laporan karya ilmiah.

Kurikulum yang digunakan mahasiswa program diploma tiga mengutamakan skill atau kemampuan mahasiswa. Untuk itu, bobot pembelajaran praktikum lebih besar daripada teori. Lulusan mahasiswa jenjang pendidikan diploma tiga mendapatkan gelar pendidikan A.Md atau Ahli Madya.

Antara Diploma dan Sarjana: Mengenal Jenjang Pendidikan D3, D4, dan S1

Sebelum membahas perbedaan D3, D4, dan S1 dalam konteks jenjang pendidikan tinggi, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu diploma dan sarjana, karena keduanya berbeda.

Pendidikan diploma berfokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan diploma mencakup program D3 (diploma 3) dan D4 (diploma 4 atau sarjana terapan). Pendidikan diploma biasanya diselenggarakan oleh politeknik atau universitas yang memiliki program vokasi.

Sedangkan, pendidikan sarjana diarahkan pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Pendidikan sarjana mencakup program S1 (sarjana) yang biasanya diselenggarakan oleh universitas atau institut. Pendidikan sarjana juga merupakan prasyarat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi seperti magister (S2) atau doktor (S3).

Perbedaan jenjang pendidikan Diploma dan Sarjana

Hal ini lantas membuat calon

bertanya-tanya, apa perbedaan pendidikan diploma dan sarjana? Secara umum, yang membedakan kelima jenjang pendidikan itu adalah durasi belajar dan gelar yang diperoleh. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasan berikut dikutip dari laman

Diploma satu memiliki masa studi selama satu tahun atau hanya dua semester. Mata kuliah yang harus dipenuhi adalah sebanyak 32 satuan kredit semester (SKS). Adapun tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan berupa kerja praktik dan laporan karya ilmiah.

Di jenjang pendidikan ini, mahasiswa dipersiapkan untuk menguasai suatu kemampuan tertentu. Sehingga, lebih banyak dibekali dengan praktik yang bisa digunakan di dunia kerja daripada teori.

Lulusan program D1 akan menyandang gelar A.P atau Ahli Pratama dengan kualifikasi tenaga terampil di dunia kerja. Dengan begitu, diharapkan dapat langsung terjun ke dunia kerja.

Diploma dua memiliki masa studi selama dua tahun atau empat semester. Mata kuliah yang harus dipenuhi adalah sebanyak 64 SKS. Sama seperti D1, tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan program ini berupa kerja praktik dan laporan karya ilmiah.

Di jenjang pendidikan ini, mahasiswa juga dibekali lebih banyak praktik ketimbang teori. Hal ini bertujuan agar lulusan memiliki kemampuan lebih terasah, sehingga bisa langsung terjun ke dunia kerja.

Adapun lulusan program D2 akan menyandang gelar A.Ma atau Ahli Muda dengan kualifikasi tenaga terampil di dunia kerja.

Diploma tiga memiliki masa studi selama tiga tahun atau enam semester. Mata kuliah yang harus dipenuhi sebanyak 112 SKS. Sama seperti D1 dan D2, tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan program ini berupa kerja praktik dan laporan karya ilmiah.

Jenjang pendidikan yang satu ini lebih diminati daripada program diploma lainnya. Alhasil, banyak perguruan tinggi mulai membuka program D3. Adapun lulusan bakal menyandang gelar A.Md atau Ahli Madya.

Diploma empat memiliki masa studi selama empat tahun atau delapan semester. Mata kuliah yang harus dipenuhi sebanyak 144 SKS. Lulusan program ini nantinya bakal mendapat gelar S.ST atau Sarjana Sains Terapan.

Jenjang pendidikan ini seringkali disamakan dengan program sarjana. Tak ayal, program ini disebut sebagai sarjana terapan.

Adapun yang membedakan program D4 dan sarjana adalah ilmu yang dipelajari. Pendidikan D4 lebih berfokus pada ilmu-ilmu praktik atau terapan, sedangkan proram sarjana lebih banyak mempelajari ilmu teori.

Sarjana atau dikenal juga strata satu membutuhkan masa studi selama empat hingga enam tahun dengan bobot mata kuliah 144-160 SKS. Syarat untuk lulus dari program ini adalah menyelesaikan karya ilmiah yang disebut skripsi.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, program sarjana lebih banyak mempelajari ilmu teoritis. Atau lebih tepatnya, 60 persen teori dan 40 persen praktik. Oleh karena itu, lulusan program sarjana biasanya lebih unggul dalam segi teoritis daripada terapan.

Adapun lulusan S1 nantinya akan mendapat gelar berawalan huruf “S” yang berarti Sarjana.

Itulah perbedaan pendidikan D1, D2, D3, D4, dan S1. Pada dasarnya, semua jenjang pendidikan membekali mahasiswanya dengan ilmu-ilmu yang dibutuhkan di dunia kerja. Hal terpenting, pilihlah program pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan jangan mudah terpengaruh orang lain. (

Cek berita medcom.id terbaru dan menarik lainnya di

Mungkin ada beberapa di antara kamu, adik atau kerabatmu yang baru saja lulus SMA/sederajat, dan sedang bingung memilih jenjang pendidikan apa yang akan diambil nantinya?

Di Indonesia sendiri, ada tiga macam program pendidikan yang diterapkan, ada pendidikan akademik yang mencakup pendidikan S1, S2, dan S3; pendidikan vokasi yang mencakup D1 sampai dengan D4; serta pendidikan profesi. Nah, kebanyakan lulusan SMA/sederajat belum banyak tahu, pun masih bingung memilih antara D3 atau S1. Banyak juga yang menganggap S1 lebih unggul dari D3. Padahal, masing-masing jenjang pendidikan ini punya keunggulannya sendiri.

Agar lebih jelas dan terarah ke mana nantinya akan melanjutkan studi selepas lulus SMA/sederajat, pahami dulu yuk perbedaan antara D1, D2, D3, D4, dan S1 yang terangkum dalam Hipwee Sukses berikut.